Para peneliti sekarang dapat mengidentifikasi seseorang dengan menggunakan protein rambut

Para peneliti sekarang dapat mengidentifikasi seseorang berdasarkan protein dalam rambut mereka, sesuatu yang mungkin berlangsung lebih lama dari DNA rawan degradasi. Menurut penelitian saat ini yang akan disempurnakan di masa depan. itu hanya membutuhkan waktu 185 penanda protein rambut untuk mengidentifikasi satu orang di antara populasi yang lebih besar dari satu juta orang. Sementara yang mungkin memiliki penggunaan agak terbatas, metode ini bisa satu hari digunakan untuk mengidentifikasi satu orang di seluruh dunia menggunakan satu atau lebih helai rambut.

Pekerjaan itu dilakukan oleh para peneliti dengan Lawrence Livermore National Laboratory, dan melibatkan mencari penanda protein dalam proteome rambut ini. Ini bisa satu hari terbukti lebih berguna daripada DNA, yang lebih mudah rentan terhadap merendahkan dalam kondisi lingkungan tertentu (versus protein rambut, yang). Selain melihat ke rambut dari relawan hidup, para peneliti juga melihat rambut dari setengah lusin kerangka sisa- sisa yang berusia ratusan tahun.

Apa yang mereka temukan adalah bahwa selain protein sendiri, pola penanda protein dan jumlah yang ada juga penting untuk mengidentifikasi seseorang. Sementara 185 spidol dapat digunakan untuk mengidentifikasi seseorang dari populasi yang besar, para ilmuwan mengantisipasi bahwa penanda protein rambut mungkin ada dalam jumlah besar - mungkin sampai 1000. Selain itu, para peneliti teliti apakah penanda protein dari gigi dan tulang juga bisa digunakan untuk tujuan identifikasi.

Menurut penelitian, tim menggunakan "massal berbasis spektrometri senapan proteomik" untuk mengidentifikasi batang rambut karakteristik protein 66 relawan Eropa-Amerika '. Penelitian ini melanjutkan dengan mengatakan, "Sebanyak 596 alel polimorfisme nukleotida tunggal yang benar diperhitungkan di 32 lokus dari 22 gen DNA subyek 'dan langsung divalidasi menggunakan Sanger sequencing." Jangan berharap metode ini untuk digunakan oleh forensik profesional saja dalam waktu dekat, meskipun, karena masih harus menjalani penelitian lebih lanjut.

ARTIKEL LAIN :

Para peneliti mengembangkan pil insulin sebagai alternatif untuk suntikan

tags : berita, penelitian, ilmu